Solusi Ramah Lingkungan, 6 Bahan Makanan Ini Bisa Diolah Jadi Plastik - Prediksi Bola Terpercaya | Prediksi Togel Terpercaya | Berita Bola Terhangat

News

Kamis, 23 Januari 2020

Solusi Ramah Lingkungan, 6 Bahan Makanan Ini Bisa Diolah Jadi Plastik

Image result for singkong

Saat ini Indonesia sedang memiliki pekerjaan tetap, yakni mengurangi sampah plastik. Hal ini dikarenakan Indonesia merupakan penyumbang sampah plastik kedua terbesar didunia. Lautan Indonesia juga sudah cukup kotor karena adanya sampah plastik. Sehingga pemerintah pun berpikiran untuk membuat saja plastik yang rumah lingkungan dan dapat dihancurkan dengan bakteri tanah.

Plastik-plastik ramah lingkungan ini nantinya dibuat dari berbagai jenis bahan makanan yang ada. Apa saja bahan makanan yang dapat diolah untuk dijadikan sebagai plastik ramah lingkungan? Berikut merupakan bahan makanannya.

1. Rumput Laut

Image result for rumput laut

Biasanya rumput laut identik dengan agar-agar. Namun, apakah kalian tau? Kalau sekarang rumput laut sudah dapat diolah menjadi plastik yang ramah lingkungan. Baru-baru ini dilakukan penemuan untuk mengembangkan kualitas dari plastik yang dibuat dari rumput laut. Plastik yang dibuat dari rumput laut ini dapat dijadikan untuk tujuan industri pertanian, industri kosmetik hingga aman untuk industri makanan.

Plastik yang diolah dari rumput laut ini memiliki sifat transparan, fleksibel, dan mudah hancur di dalam tanah. Hal ini menyebabkan plastik yang terbuat dari rumput laut disebut sebagai plastik ramah lingkungan.

2. Tepung beras

Image result for tepung beras

Tepung beras mengandung pati atau rice starch, zat pati ini dapat diolah menjadi plastik ramah lingkungan. Pengolahan pati beras menjadi plastik menggunakan sedikit bantuan dari plasticizer gliserin, yang bertujuan agar plastik yang terbuat dari pati beras ini lebih elastis dan kuat. Plastik ini tentunya dapat diuraikan oleh bakteri sehingga ramah lingkungan ya!

3. Tepung jagung/maizena

Related image

Sama halnya dengan tepung beras, tepung jagung ini juga mengandung zat pati. Pati jagung ini sering kita sebut dengan sebutan maizena. Zat pati ini juga dapat diolah menjadi plastik ramah lingkungan. Bahkan terdapat beberapa penelitian yang menyatakan bahwa plastik dari pati jagung yang digunakan sebagai pembungkus sosis siap saji, dapat langsung dimakan. Ini merupakan suatu hal terobosan baru, sehingga kita dapat memakan sosis tanpa mengupasnya. Tentunya ini akan mengurangi jumlah sampah di dunia.

4. Nata de coco

Related image

Nata de coco merupakan bahan makanan yang sering dijadikan sebagai campuran pada dessert. Nata de coco dibuat dari fermentasi air kelapa oleh bakteri Acetobacter xylium. Kandungan selulosa pada nata de coco merupakan jenis bioselulosa yang dapat diolah menjadi plastik ramah lingkungan.

Bahkan plastik yang terbuat dari nata de coco terbukti dapat menghambat mikroba pada makanan yang dibungkusnya, bila dibandingkan dengan makanan yang tak dibungkus oleh plastik.

5. Singkong

Image result for singkong

Sebenarnya pembuatan plastik ramah lingkungan dari singkong, bukan terbuat dari daging umbi singkong itu sendiri, melainkan dibuat dari air perasan singkong yang difermentasi membentuk nata. Nata yang dibuat dari air perasan singkong ini disebut nata de cassava.

Meski menurut penelitian, kualitas plastik yang dihasilkan lebih keruh dari plastik yang terbuat dari nata de coco. Peneliti akan berusaha terus mengembangkan plastik dengan bahan nata de cassava. Pasalnya nata de cassava dibuat dari air perasan singkong yang merupakan limbah dan memiliki nilai jual yang rendah, dibandingkan air kelapa untuk membuat nata de coco.

6. Kedelai

Image result for kedelai

Plastik yang ramah lingkungan juga ada yang berbahan dasar dari kedelai. Sejatinya air sari kedelai difermentasi dengan bakteri starter, untuk diolah menjadi nata. Nata tersebut dinamakan nata de soya. Kemudian nata tersebut diberi tambahan plasticizer yang ramah lingkungan agar menjadi edible film, untuk diolah menjadi plastik.

Penelitian menunjukkan, bahwa plastik nata de soya akan hancur bila dikubur dalam tanah selama 15 hari. Bagaimana cukup ramah lingkungan bukan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar